Jumat, 28 Februari 2014

RAGAM PRESTASI ANAK BANGSA

Anak Indonesia itu bukan tipe anak yang tidak cerdas lho....
buktinya mereka mempunyai beragam prestasi....
Ini nih beberapa contohnya............
Kini setelah 100 tahun bangsa Indonesia menorehkan tonggak sejarah kebangkitan untuk bebas dari belengu penjajahan. Kondisi bangsa dan negara Indonesia masih diwarnai berbagai persoalan berat. Angka kemiskinan dan pengangguran masih tinggi. Tingkat pendidikan juga masih rendah. Namun dibalik itu semua, banyak anak-anak bangsa yang berhasil mengukir prestasi di dunia internasional. Mereka tidak terkendala oleh keadaan.
Meski sudah 62 tahun Indonesia merdeka dan tepat 100 tahun bangsa Indonesia merintis sebuah era kebangkitan, namun dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi berbagai persoalan mendasar.
Trikulum yang berubah setiap ganti menteri, standarisasi sistem kelulusan, infrastruktur gedung dan peralatan yang tidak layak hingga anggaran pendidikan yang minim. Namun dibalik itu puluhan anak - anak Indonesia berhasil meraih prestasi di kanca internasional diberbagai bidang dari fisika, matematika, biologi, olahraga hingga seni.
Salah satunya adalah Stefano Chiesa Suryanto, pelajar kelas 5 SD Santa Theresia Jakarta Pusat ini memiliki prestasi yang luar biasa. Prestasi paling gemilang adalah saat ia berhasil memperoleh medali emas dan mendapat penghargaan The Best Theory dalam Olympiade matematika untuk tingkat Sekolah Dasar tahun 2007. Yang lebih membanggakan Stefano merupakan peserta termuda dan berhasil meraih medali emas sekaligus mendapatkan nilai tertinggi.
Piala - piala ini dan penghargaan dalam bentuk medali serta piagam ternyata baru sebagian saja dari sejumlah penghargaan yang diperolehnya. Stefano mulai mengukir prestasi sejak kelas 3 SD ketika mengikuti kompetisi matematika terbuka tahun 2005 dan berhasil menjadi juara I.
Padahal saat itu orangtuanya sangat tidak yakin Stefano akan menjadi juara, karena dia harus mengalahkan ratusan peserta. Setelah itu berbagai kejuaraan mulai dari tingkat nasional hingga internasional selalu ia ikuti dan mendapatkan gelar juara.
Bagi anak - anak seusia Stefano mungkin merasa susah dan seram ketika berhadapan dengan matematika. Namun tidak bagi Stefano matematika dengan angka - angka sebagai hurufnya justru merupakan bahasa yang indah sekaligus penuh tantangan.
Peran kedua orangtua dalam mendidik Stefano hingga mencapai prestasi ini sangat besar. sejak kecil orangtuanya menanamkan nilai kerja keras dan disiplin tinggi kepada anak - anaknya.

Berbeda dengan seorang pelajar kelas 1 SMA K Penabur 1 Jakarta ini. Anak yang dikenal kalem ini disegani oleh teman - temannya karena kecerdasannya. Kevin Winata namanya. Anak pertama dari tiga bersaudara ini pada bulan April lalu berhasil merebut medali emas Olympiade Fisika Tingkat Asia di Mongolia. Meraih medali emas tentu merupakan kebanggaan bagi Kevin, apalagi ia membawa nama bangsa ke kanca internasional.
Kevin juga menerima bantuan uang sebesar 10 juta rupiah dari Departemen Pendidikan Nasional. Sebelumnya Kevin berjuang keras untuk meraih medali emas ditingkat propinsi dan nasional dalam Olympiade Sains Nasional.
Berbagai hadiah diraihnya seperti medali emas, piagam dan sejumlah uang. Bagi Kevin fisika adalah mata pelajaran yang mudah dipahami. Belajar fisika berarti belajar tentang kehidupan disekitarnya. Belajar tentang fisika tidak selalu harus dimelototi rumus - rumus yang berbelit, melainkan pelandasan konsep yang kuat.
Awalnya Kevin iseng - iseng ikut kejuaraan fisika ditingkat propinsi. Ketika itu ia masih duduk dikelas 2 SMP. Dari sinilah Kevin terus mengasah kemampuannya sambil mengikuti kegiatan kursus - kursus fisika.
Untuk berbagi ilmu tidak jarang ia menjelaskan dan memecahkan soal fisika kepada rekan - rekannya dikalang kelas. Pelajaran menghafal merupakan pelajaran yang sulit bagi Kevin. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dianggap pelajaran yang memerlukan waktu lama.
Berkat prestasinya Kevin akan buktikan dalam lomba kejuaraan fisika internasional bulan Juni mendatang. Dia akan tersaing dengan pelajar dari 83 negara di dunia.

Kamis, 27 Februari 2014

SEJARAH AWAL NARKOBA

Kurang lebih th. 2000 SM di Samaria dikenal sari bunga opion atau kemudian dikenal opium (candu = papavor somniferitum). Bunga ini tumbuh subur di daerah dataran tinggi di atas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India,Cina dan wilayah-wilayah Asia lainnya.
Cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu ini (dimungkinkan karena iklim dan keadaan negeri). Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi Cina telah menjadi masalah nasional; bahkan di abad XIX terjadi perangcandu dimana akhirnya Cina ditaklukan Inggris dengan harus merelakan Hong Kong.
Tahun 1806 seorang dokter dari Westphalia bernama Friedrich Wilhelim sertuner menemukan modifikasi candu yang dicampur amoniak yang kemudian dikenal sebagai Morphin (diambil dari nama dewa mimpi Yunani yang bernama Morphius).
Tahun 1856 waktu pecah perang saudara di A.S. Morphin ini sangat populer dipergunakan untuk penghilang rasa sakit luka-luka perang sebahagian tahanan-tahanan tersebut "ketagihan" disebut sebagai "penyakit tentara"
Tahun 1874 seorang ahli kimia bernama Alder Wright dari London, merebus cairan morphin dengan asam anhidrat (cairan asam yang ada pada sejenis jamur) Campuran ini membawa efek ketika diuji coba kepada anjing yaitu: anjing tersebut tiarap, ketakutan, mengantuk dan muntah-muntah. Namun tahun 1898 pabrik obat "Bayer" memproduksi obat tersebut dengannama Heroin, sebagai obat resmi penghilang sakit (pain killer).
Tahun 60-an - 70-an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah "Golden Triangle" yaitu Myanmar, Thailand & Laos. Dengan produksi: 700 ribu ton setiap tahun. Juga pada daerah "Golden Crescent" yaitu Pakistan, Iran dan Afganistan dari Golden Crescent menuju Afrika danAmerika.
Selain morphin & heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolavia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan Asma dan TBC.
Di akhir tahun 70-an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran khusus agar candu tersebut dapat juga dalam bentuk obat-obatan.